Komunitas Wisata Kuliner Tasikmalaya (KWKT)
KOMUNITAS ini berangkat dari sejumlah pertemuan kecil yang dilakukan oleh Teguh Nugraha, salah seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Pemkab Tasikmalaya, dengan beberapa rekannya. Mereka bertemu sambil menikmati ragam penganan yang ada di daerah Tasikmalaya.
Pertemuan itu hampir rutin dilakukan setiap sepekan satu kali, sambil melepas kepe-natan setelah bekerja. Dari pertemuan kecil tersebut, ternyata ada kesadaran bahwa mereka punya kesamaan dalam satu urusan, yaitu penikmat kuliner. Akhirnya, tanggal 30 November 2008, didirikan Komunitas Wisata Kuliner Tasik (KWKT) dengan sekretariat di Jln. Tentara Pelajar, Kota Tasikmalaya.
"Saya waktu itu berpikiran bahwa komunitas ini didirikan tidak saja untuk kepentingan di antara kami pencinta kuliner. Tetapi, lebih dari itu, dari hasil diskusi di antara kami, bahwa Tasikmalaya memiliki potensi luar biasa dalam urusan penganan," kata Teguh Nugraha dalam perbincangan dengan "PR" di salah satu tempat kuliner yang ada di Kota Tasikmalaya.
Duduk sebagai pengurus KWKT sekaligus pendiri awal, yaitu Teguh Nugraha (ketua), Firman Khrisnawan (redaktur), Duddy R.S. (redaktur), Irma Ruhyati (sekretaris), Desi Nurariasari (bendahara), Nuraeni (humas), Teten Rustendi (redaktur), Fityan Aonilah (redaktur), Kankan Iskandar (fotografer), Fiat Bagus Purnama (adminisrasi di Facebook dan sekretariat), Erik (fotografer), dan Helma (web-master).
Pendiri tersebut berasal dari latar belakang yang berbeda, mulai dari PNS, pengusaha, santri, wartawan, dan lainnya. Wadah itu mereka perkenalkan lewat jejaring sosial Facebook. Di antara mereka juga menjalin komunikasi serta tukar informasi dengan memanfaatkan jejaring sosial.
"Setelah itu, kami rutin melakukan pertemuan kecil, sekaligus memburu kuliner di daerah Tasikmalaya. Setiap bulan juga ada pertemuan di tempat kuliner dan pertemuan besarnya setiap tiga bulan sekali," kata Irma Ruhyati menambahkan.
Hal yang di luar dugaan mereka, temyata komunitas tersebut mendapatkan sambutan luar biasa. Mereka yang ingin bergabung terus bertambah. Jika semula hanya beberapa orang, ternyata hingga sekarang sudah mencapai 1.848 orang lebih yang bergabung dalam komunitas kuliner di kota santri ini.
Para anggota komunitas dalam kesehariannya berbagi informasi atau foto tentang kuliner yang ada di Tasikmalaya dan sekitarnya. Mereka yang punya pengalaman menarik menikmati satu jenis kuliner, biasanya dikabarkan di Facebook. "Kalau ada yang tertarik, biasanya mencoba," ucap Teguh.
Komunitas kuliner, kata Kankan Iskandar, tidak melulu menikmati kuliner. Namun, ada juga diskusi membahas secara khusus tentang kuliner. Lalu, dilakukan pendataan berbagai jenis kuliner yang ada di Tasikmalaya. Mulai dari beragam rujak buah khas yang biasa dijual di Jln. Kalektoran, serabi, bubur, nasi tutug on-com, karedok, kup.it tahu, hingga bakso yang cukup dikenal.
Semua potensi tersebut dimasukkan dalam database komunitas. Mulai dari pemilik atau penjual, lalu bahan-bahan yang digunakan untuk makanan tersebut, hingga keunggulan lainnya. "Sekarang informasi semua kuliner Tasikmalaya sedang dibuatkan menjadi satu buku kuliner Tasikmalaya. Saya yakin, informasi tersebut akan menjadi daya tarik wisata Tasikmalaya. Kita akan berusaha mendorong ke arah tersebut," tutur Teguh.
Irma menambahkan, munculnya informasi kuliner Tasikmalaya di jejaring sosial dan situs web khusus komunitas dengan alamat http //wisatakulinertasik.com /new. Situs web ini menjadi ajang penyampaian informasi serta database kuliner yang dikemas dengan apik sehingga para pencari informasi di dunia maya dapat dengan mudah mengakses informasi kuliner Tasik.
Informasi yang terangkum di situs web itu banyak mendapat respons dari luar. Mereka yang akan datang ke Tasikmalaya sering menanyakan jenis kuliner itu. "Intinya, sudah banyak yang akan datang ke Tasikmalaya meminta infor- . masi lebih jauh tentang lokasi kuliner, keunggulan, serta tempatnya.
"Hal itu menunjukkan apa yang telah kami sampaikan tentang informasi kuliner Tasikmalaya cukup efektif. Kami juga ingin kuliner yang ada di Tasikmalaya menjadi salah satu unggulan wisata daerah ini. Orang datang ke Tasikmalaya, tidak saja membeli batik khasnya, kerajinan, tetapi juga memburu kulin-ernya. Kuliner itu menjadi potensi wisata sangat besar," ucap Irma yang juga santri dari Cipasung.
Menurut Helma, banyak hal menarik yang dia peroleh setelah bergabung dengan komunitas ini. Helma ikut mulai dari pertemuan rutin yang diadakan setiap minggu dalam bentuk mini-hunting kuliner di berbagai tempat kuliner di Tasikmalaya. Dalam kegiatan ini, ia sekaligus sambil men-dokumentasikan tempat kuliner sebagai bahan database kuliner Tasikmalaya.
"Kegiatan lain adalah gathering besar yang diikuti oleh member komunitas setiap triwulan. Dalam pertemuan kuliner ini menjadi ajang silaturahmi antara semua member grup wisata kuliner di Facebook dan biasanya diisi dengan acara brainstorming pengembangan kuliner Tasik. Wah, semua itu menjadi pengalaman menarik dan mengasyikkan," katanya.
Keberadaan komunitas kuliner itu, juga mendapat sambutan dari para pedagang atau pengusaha kuliner. Mereka merasa terbantu karena secara langsung telah disosialisasikan secara luas. "Memang benar bahwa kami datang ke tempat rujak buah Bi Icih yang ada di Kota Tasikmalaya setelah mendapat informasi dari para komunitas kuliner Tasikmalaya.
Bagi kami, penyampaian informasi tentang kuliner itu sedikit membantu karena orang luar Tasikmalaya tidak mengetahui makanan-makanan yang khas daerah ini. Adanya komunitas kuliner cukup bagus menjadi guide," ujar Ir. Bambang Haryana, salah seorang pelancong ketika ditemui sedang menikmati rujak buah khas Tasikmalaya bersama keluarganya.
Banyak kegiatan
Kegiatan khusus yang baru berlangsung adalah lomba foto kuliner online. Lomba ini bertujuan untuk memperluas komunitas kuliner, juga untuk membantu mendata kuliner lewat foto. Dalam kegiatan itu, kata Kankan, setiap peserta diharuskan mengirimkan dua foto dengan tema kekayaan kuliner Tasikmalaya.
Hingga batas akhir pengiriman foto tanggal 16 Februari 2010 lebih dari 140 foto kuliner yang masuk ke panitia. "Dari ragam foto yang masuk, ternyata menambah ragam kuliner yang ada di Tasikmalaya," kata Kankan. Kegiatan ke depan yang masuk ke dalam agenda komunitas tahun ini adalah hunting foto kuliner on spot di tempat kuliner yang telah ditentukan, pembuatan peta wisata kuliner Tasik interaktif, seminar pengembangan kuliner Tasikmalaya, dan dokumentasi lengkap potensi kuliner Tasikmalaya.
Salah seorang anggota aktif komunitas, yaitu Maulana Yudiman, juga telah membuat buku Tasik Funtastic Kuliner yang disertai dengan peta kuliner Tasik. Dalam buku dan peta ini telah termuat sebagian besar tempat kuliner favorit di Tasikmalaya. (Undang Su-drajat/"PR")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar